Bulk Images

Diposting oleh:

Profesionalisme Guru Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Islam

Profesionalisme Guru dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Islam

 Oleh : Iin Sarini

Pendidikan adalah dasar bagi seluruh umat manusia baik pendidikan formal ataupun Pendidikan non formal. jadi, bagi umat manusia Pendidikan merupakan sistem dan cara meningkatkan kualitas hidup dalam segala bidang dan bekal sepanjang sejarah hidup umat manusia di muka bumi ini, hampir tidak ada kelompok manusia yang tidak menggunakan pendidikan sebagai sarana pembudayaan dan peningkatan kualitasnya, meskipun dengan sistem dan metode yang berbeda-beda sesuai dengan taraf hidup dan budaya masyarakatnya masing-masing. Bahkan, pendidikan juga dijadikan sarana penerapan suatu pandangan hidup.

Demikian Pula halnya dengan pendidikan Islam, dalam segala bentuknya, mempunyai peran dan fungsi yang sangat penting dan menentukan, melalui upaya pendidikan Islam, nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran Islam, dapat diberikan kepada anak-anak didik, yang kelak akan menjadi pemimpin masyarakatnya. Sebagai anggota dan pemimpin masyarakat, ia mempunyai tugas mengarahkan dirinya dan masyrakatnya. Surat Al-Lukman ayat 12 sampai dengan 18, berkaitan dengan materi dan tujuan pendidikan. Demikian dengan hadis Nabi Muhamad SAW brikut ini:

“Didiklah anak-anak kamu dengan materi pendidikan yang tidak selalu sama dengan materi pendidikan yang kamu terima, karena mereka dilahirkan untuk menghadapi zaman yang berbeda dengan zaman kamu sekalian.”

Belajar merupakan hal yang kompleks. Kompleksitas belajar tersebut dapat dipandang dari dua subyek, siswa dan guru. Dari segi siswa, belajar dialami sebagai suatu proses, yakni proses mental dalam menghadapi bahan belajar yang berupa keadaan,hewan tumbuhan, manusia, dan bahan yang terhimpun dalam buku pelajaran. Dari segi guru proses belajar tampak sebagai prilaku belajar tentang sesuatu hal.

Belajar merupakan proses internal yang kompleks melibatkan ranah-ranah kognitif,afektif, dan fsikomotorik. Seyogyanya guru dapat mengatur acara pembelajaran yang sesuai fase-fase belajar dan hasil belajar yang dikehendaki.

Metode pengajaran adalah cara cara guru yang praktis dalam menjalankan tujuan- tujuan dan maksud-maksud pengajaran yang merupakan aspek penting untuk mentransfer ilmu pengetahuan dari guru kepada siswa. Sehingga terjadi proses internalisasi dan pemilikan ilmu oleh siswa. Dalam pendidikan Islam, metode mendapat perhatian yang sangat besar. Al-Quran dan al-Sunnah sebagai sumber ajaran islam berisi petunjuk dan prinsip-prinsipyang  dapat  diinterprestasikan  menjadi  konsep  tetang  metode   ini.  metode ini mengharuskan guru memahami proses belajar dan juga prinsip-prinsip umum yang menjadi dasar bagi teori dalam proses belajar-mengajar, diantaranya:

Pertama, metode yng dikembangkan oleh pendidik harus memperhatikan motivasi, kebutuhan minat dan keinginan siswa dalam proses belajar. Menggerakan motivasi yang terpendam, sekaligus menjaga dan memeliharanya, sehingga menjadi pelajar termotivasi belajar lebih aktif. Pendidik harus dapat memadukan antara persuation dan determination supaya anak didik tidak lemah dan tidak pula memiliki sifat kekerasan.

Kedua, menjaga tujuan belajar. Tujuan pelajaran yang telah diketahui oleh siswa perlu dijaga dan dikembangkan bahkan membimbingnya sehingga ia menyukai pelajaran. Tugas utama guru dalam hal ini adalah menolong murid untuk menentukan tujuannya dalam belajar dan menjaga tujuan pelajarantersebut dalam proses belajar mengajar.

Ketiga, menjaga tahap kematangan murid dalam proses belajar dimaksudkan agar usaha pengajaran dapat mencapai pada titik optimal dan memungkinkan pelajar mengambil manfaat dari usaha-usaha pendidikan yang diberikan,dengan memelihara tahap kematangan ini proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan menyenangkan dan menciptakan kesan yang baik bagi diri siswa.

Ketiga, partisipasi praktikal, penekanan dalam prinsip ini adalah pada amal (action) untuk menanamkan dan meneguhkan tujuan pelajaran. Dalam tercapainya “perubahan” dalam pendidikan dapat diketahui melalui tingkah laku dan metode pelaksanaanya melalui pengamalan dan partisipasi yang berulang-ulang.

Dari semua pengertian pendidikan terlihat penekanan pendidikan islam pada “bimbingan” bukan “pengajaran” yang mengandung konotasi otoritatif pihak pelaksanaan pendidikan. dengan bimbingan sesuai dengan ajaran islam, maka anak didik menpunyai ruang gerak yang cukup luas untuk mengaktualisasikan segala potensi yang dimilikinya.

Seorang guru sebagai “fasilitator” atau petunjuk jalan penggalian potensi anak didik. Kerangka dasar pengertian dan hubungan murid dan pendidik dapat pula sekaligus dihindari apa yang disebut banking concept istilah ini diperkenalkan oleh paula preire, konsep ini merupakan suatu gejala dimana guru berlaku sebagai penyimpan dan memperlakukan murid sebagai tempat menyimpan semacam bank yg kosong yang karenanya perlu diisi. Dalam proses ini murid dianggap berada dalam kebodohan absolute. Hal ini dalam dunia pendidikan banyak mendapat keritikan. Pola hubungan guru dan murid ini dapatlah dikemukakan prinsip-prinsip umum yang mendasari, yakni:

Pertama, prinsip humanistik,dalam kegiatan proses belajar mengajar, dominasi tidak berada pada guru dan bukan pula pada siswa, akan tetapi proses pembelajaran itu berlangsung dengan dasar-dasar kemanusian. Mengajar anak didik dengan rendah hati dan memberikan petunjuk dan mengarahkannya sesui dengan kecenderungan-kecenderungan pemikiran anak didik.

Kedua, prinsip egaliter, antara guru dan murid ada pada posisi yang sama yang memiliki kesederajatan dalam pembelajaran. Pendidikan berorentasi pada guru dan murid dan tentu kualitas pendidikan itu tergantung pada guru dan murid.

Ketiga, prinsip demokratis, dalam sistem pembelajaran, pendidik memiliki sifat yang baik, terbuka dan tidak bersifat otoriter. Dalam proses belajar mengajar murid bebas mengeluarkan pendapat, baik untuk bertanya maupun mengkritik guru dan berada pada bingkai norma-norma religi. Dengan prinsip ini kreatifitas anak dapat terbongkar dan hasil belajar pun akan berpeluang besar pada sekala tinggi.

Dalam praktiknya sejarah lingkungan pendidikan islam adalah rumah, masjid, perpustakaan, kuttab, madrasah dan universitas. Lingkungan pendidikan ini berfungsi untuk menunjang terjadinya proses belajar mengajar dengan aman, tertib dan berkelanjutan.

Dan evaluasi dalam pendidikan islam menggariskan tolak ukur yang serasi dengan tujuan pendidikan yaitu tujuan jangka pendek adalah membimbing manusia agar hidup selamat di dunia, sedang tujuan jangka panjang adalah membimbing manusia untuk kesejahteraan di akherat, kedua tujuan itu menyatu dalam sikap dan tingkah laku yang mencerminkan akhlak mulia. Sebagai tolak ukur dari akhlak mulia itu dapat dilihat dari cerminan tingkah lakunya dalam kehidupan sehari-hari.

Sementara itu, Dr.Fathiyah Hasan dalam bukunya Bahs Fil-Mazhab Tarbawi ‘Indal Ghazali mengemukakanbahwa menurut imam Ghazali seorang guru yang baik akhlaknya, terpuji kelakuannya, dan layak jadi pengemban tugas guru, harus memiliki sifat-sifat tertentu,yaitu sebagai berikut:

  1. kasih sayang dan lemah lembut melahirkan sikap percaya diri dan rasa tentram
  2. seorang guru harus mempertautkn tujuan hidupnya terhadap tujuan hidup muridnya, yaitu untuk menjadi manusia yang berguna didalam kehidupannya mengabdi kepada Allah SWT dan kepada kemanusiaan
  3. seorang guru harus menjadi harus menjadi pembimbing terpercaya dan jujur terhadap muridnya
  4. seorang guru menyesuaikan kemampuan pemahaman
  5. hendaknya seorang guru mampu memahami jiwa anak didik, mengetahui sifat anak didik yang

Pendidikan sudah sepatutnya apabila dalam kompetisi pendidikan pada saat ini , kita berusaha terus meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan islam, baik personal maupun sarananya. Bawa pendidikan islam senantiasa memberikan saham yang besar dalam membina dan mengembangkan peradaban islam. Dalam melahirkan muslim-muslim yang berkualitas, yang teruji iman, ilmu, dan amalnya. Tanpa pendidikan islam yang maju ,

berbobot, dan berkualitas rasanya sulit bagi umat islam bertidak sebagai khairu ummah “sebaik-baiknya umat” dan ummatan washathan ( umat yang menjadi standar umat lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Mudjiono dan Dimyati, BELAJAR DAN PEMBELAJARAN, (Jakarta:Reneka Cipta, 2006) Hafidhuddin, Didin, DAKWAH AKTUAL, ( Jakarta:Gema Insani,1998)

Nata, Abbudin, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Rajawali Pers,2004).

Bagikan:

Berikan Komentar

Chat PSB DH
1