PEMBELAJARAN DARING DI WILAYAH 3T: KENDALA YANG DIHADAPI PENDIDIK DAN PESERTA DIDIK
Oleh :Imam Yaskur
ABSTRAK
Pembelajaran daring pada dasarnya memudahkan pendidik dan peserta didik dapat belajar dan mengajar tanpa dibatasi ruang dan waktu dengan memanfaatkan teknologi media pembelajaran. Sehingga tidak proses pembelajaran bisa terus berjalan tanpa tatap muka. Namun, pada pelaksanaannya belajar daring mengalami banyak kendala diantaranya SDM yang menggunkan, gangguan sinyal, dan kemudahan atau kesulitan dalam menggunkannya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kendala yang dihadapi oleh pendidik dan peserta didik dalam pembelajaran daring di wilayah 3T. Jenis penelitian ini merupakan kualitatif deskriptif. Teknik pengambilan data dilakukan dengan teknik wawancara dan penyebaran angket melalui google form yang disebar dan dijawab secara online. Sampel data yang diteliti adalah peserta didik dan pendidik di wilayah 3T. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pengumpulan data secara online, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa kendala yang dialami oleh pendidik dan peserta didik dalam belajar daring di wilayah 3T yaitu kesulitan menggunakan aplikasi pembelajaran, dan kendala jaringan internet. Penelitian bisa menjadi perhatian pemerintah mengenai pemerataan jaringan internet untuk wilayah 3T.
Kata kunci : Pembelajaran Daring, Aplikasi Pembelajaran, Wilayah 3T.
ABSTRACT
Online learning basically makes it easier for educators and students to learn and teach without being limited by space and time by utilizing learning media technology. So that the learning process cannot continue without being face to face. However, online learning experiences many obstacles, including using human resources, signal interference, and ease or difficulty in using it. The purpose of this study was to determine the obstacles faced by educators and students in online learning in the 3T area. This type of research is descriptive qualitative. The data collection technique was carried out by interviewing and distributing questionnaires via google form which were distributed and answered online. The data samples studied were students and educators in the 3T region. Data analysis used in this research is online data collection, data reduction, data presentation and conclusion drawing. The results showed that the obstacles experienced by educators and students in learning online in the 3T area were difficulties using learning applications, and internet network constraints. Research can be of concern to the government regarding equal distribution of internet networks for 3T areas.
Keywords: Online Learning, Learning Applications, 3T Area.
PENDAHULUAN
Proses pembelajaran daring Menurut Isman pembelajaran adalah merupakan pemanfaatan jaringan internet dalam proses pembelajaran. Sehingga siswa memiliki keleluasaan waktu belajar, dapat belajar kapanpun dan dimanapun. Guru dan Siswa dapat berinteraksi dengan menggunakan beberapa aplikasi seperti classroom, video converence, telepon atau live chat, zoom maupun melalui whatsapp group. Proses Pembelajaran ini merupakan inovasi pendidikan untuk menjawab tantangan akan ketersediaan sumber belajar yang variatif. Keberhasilan dari suatu model ataupun media pembelajaran tergantung dari karakteristik peserta didiknya. Nakayama mengungkapkan bahwa dari semua literatur dalam elearning mengindikasikan bahwa tidak semua peserta didik akan sukses dalam pembelajaran online. Menurut Nakayama M, Yamamoto H pada tahun 2007 hal ini dikarenakan faktor lingkungan belajar dan karakteristik peserta didik. Jenis penyakit baru yang disebabkan oleh virus dari golongan coronavirus, yaitu SARS-Cov-2 yang juga sering disebut virus corona (Corona Virus-19). Pada akhir Desember 2019 Kasus pertama penyakit ini terjadi di kota Wuhan China. Sejak itu, tatanan sosial dan pola hidup berubah 1800 mulai pembatasan berinteraksi hingga berefek pada pola belajar dari tatap muka (konvensional) beralih ke sistem daring (online). Kebijakan ini dikeluarkan pemerintah untuk mencegah penularan/penyebaran penyakit tersebut. Kebijakanpun dikeluarkan bukan hanya diwilayah perkotaan saja (kota besar) tapi sampai ke wilayah 3T seluruh negara Indonesia. Di perkotaan belajar menggunakan teknologi media pembelajaran tidaklah merasa kesulitan.
Namun, di pinggiran kota khususnya di wilayah 3T justeru menjadi kendala baru. Pertama, bagi siswa kesulitan dalam belajar daring dengan menggunakan aplikasi pembelajaran seperti WAG, zoom, edmodo, dll. Kedua, kesulitan dalam jaringan komunikasi. Mungkin ada sebagian tidak menjadi kendala dalam sinyal tapi yang lainnya menjadi, apalagi pada saat setelah terjadi hujan jaringan internet begitu jelek. Ketiga, sebagian siswa merasa kesulitan dalam menggunakan aplikasi pembelajaran, ini ada kaitannya dengan yang pertama yaitu berhubungan sumber daya manusianya.
Melihat kondisi yang terjadi khususnya di wilayah 3T, agar pembelajaran daring bisa berjalan dengan baik yang perlu dipersiapkan oleh pemangku kebijakan adalah membenahi SDM dalam hal ini pemahaman mengenai penggunaan teknologi secara utuh, pemasangan jaringan telekomunikasi sampai meraata hingga ke wilayah 3T. Adapun kendala yang dialami di wilayah tersebut; aplikasi yang digunakan hanya WAG, kendala jaringan dan Aplikasi dalam penggunaan. Kendala yang dialami penggunaan aplikasi masih terasa sulit digunakan oleh siswa yang ada di wilayah tersebut, kendala jaringan sering mengakibat komunikasi terganggu, dan masih ada yang kesulitan dalam menggunakan aplikasi.
Berdasarkan hal itu, di temukan berbagai macam masalah pembelajaran di wilayah 3T yang ada kaitannya dengan SDM mengenai pemahaman penggunaan teknologi pembelajaran perlu menjadiperhatian pemerintah ousat dan daerah, dan banyaknya masalah jaringan yang mendukung pembelajaran dengan teknologi juga perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah ousat dan daerah. Jika infrastruktur dan SDM sudah dibenahi, maka wilayah 3T tidak tertinggal lagi oleh masyaarakat perkotaan terutama dan penggunaan teknologipembelajaran.
METODE
Penelitian ini jenisnya survey kualitatif dengan tujuan penelitan untuk mengetahui kendala pembelajaran daring di wilyah 3T yang dialami peserta didik dan pendidik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode survey menggunakan angket yang disebar dengan google form secara online. Fokus isi angket mengenai kemampuan SDM dalam penggunaan teknologi pembelajaran, kenadala jaringan di wilayah 3T, dan kesulitan dalam penggunakan teknologi yang berkaitan dengan SDM itu sendiri. Adapun sampel penelitian adalah pendidik dan peserta didik yang mnegalami kendala dalam pembelajaran daring di wilayah 3T.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Wilayah 3T merupakan wilayah yang masuk dan tergolong kedalam wilayah yang disebut sebagai wilayah 3T (terdepan, terluar, tertinggal), salah satu yang wilayah yang menjadi objek penelitian adalah IDT (desa tertinggal).
Berdasarkan hasil penelitian dilapangan didapatkan tiga fnomena yang terjadi yaitu penggunaan aplikasi pembelajaran (teknologi pembelajaran), masalah jaringan yang terjadi selama daring, dan kesulitan atau kemudahan dalam menggunakan aplikasi tersebut.
Ternyata aplikasi pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran di wilayah itu menggunakan aplikasi termudah dan familiar yaitu WAG (WA group). Ini menunjukan SDM masih kategori rendah dalam hal penggunaaan teknologi seperti terlihat didagram berikut ini :
Diagram 1. Penggunaan aplikasi pembelajaran yang digunakan
Dari diagram diatas terlihat yang menggunkan WA hampir 85,9% dibandingkan dengan yang aplikasi lainnya. Setelah di kroscek dengan wawancara ternyata jawabannya sederhana kesulitan dalam menggunkan aplikasi lain selain WA. Alasan lebih memilih menggunakan WAG, karena menurut mereka aplikasi ini sangat mudah dan familiar untuk digunakan dibandingkan dengan aplikasi lainnya. Terutama peserta didik lebih banyak memilih WA atas dasar kesulitan menggunkan aplikasi. Atas dasar inilah disepakati oleh pendidik dan peserta yaitu WAG sebagai aplikasi pembelajaran yang digunakan selama daring.
Bebrikutnya adalah gangguan jaringan internet yang digunakan selama pembelajaran sering mengalami kondisi yang berubah kadang bagus sekali, bagus, kurang bagus, jelek dan jelek sekali. Kondisi gangguan jaringan hampir seimbang antara kurang dan bagus. Bagus biasanya cuaca tidak hujan sedangkan kurang baagus terjadi pada saat hujan atau setelah terjadi hujan. Jawaban tiap responden berbeda – beda seperti terlihat pada diagram berikut:
Diagram 2. Kondisi jaringan yang digunakan selama pembelajaran
Berdasarkan responden ada dua jawaban yang hampir seimbang yaitu sinyal antara bagus 37,5% dan kurang bagus 43,8% sisanya bagus sekali, jelek dan jelek sekali. Jika dibandingkan antara sinya (jaringan internet) di wilayah 3T lebih banyak mengatakan kurang bagus. Terutama untuk daerah Desa Gabus Kecamatan Kopo jaringan kurang bagus apalagi pada saat terjadi hujan. Dan yang sinyal bagus untuk wilayah Desa Jawilan Kecamatan Jawilan kabupaten Serang, hal ini karena jaringan telekomunikasi sudah terpasang daripada Kecamatan Kopo yang hanya mengandalkan seluler. I Nyoman Sudana Degeng pernah menegaskan bahwa ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan tenaga pendidik dan dipertimbangkan dalam membuat berbagai jenis media pembelajaran, yakni: (1) tujuan instruksional; (2) keefektifan;(3) siswa; (4) ketersediaan; (5) biaya pengadaan; (6) kualitas teknis (Nurseto, 2012)
Pembelajaran secara daring merupakan cara baru dalam proses belajar mengajar yang memanfaatkan perangkat elektronik khususnya internet dalam penyampaian belajar. Pembelajaran daring, sepenuhnya bergantung pada akses jaringan internet. Menurut Imania (2019) pembelajaran daring merupakan bentuk penyampaian pembelajaran konvensional yang dituangkan pada format digital melalui internet. Pembelajaran daring, dianggap menjadi satu-satunya media penyampai materi antara guru dan siswa, dalam masa darurat pandemi.
Kemudian, pada saat responden khususya siswa dan mahasiswa di wilayah 3T, dalam hal penggunakan teknologi dalam hal ini WA hampir seimbang seperti terlihat berikut:
Diagram 3. Kemudahan atau kesulitan penggunaan aplikasi selama pembelajaran
Dari sekian responden menjawab mudah menggunakan aplikasi (dalam hal ini WA) 40,6% dan sulit 59,4%. Ternyata, masih besar kesulitan jika dibandingkan kemudahan dalam menggunakan aplikasi pembelajaran padahal aplikasi termudah dan familiar sekali di masyarakat. Seperti dibahas diatas bahwa penggunaan aplikasi pembelajaran sekitar 80% lebih. Namun, aplikasinya masih mengalami kendala dalam penggunaannya selama pembelajaran daring. Ternyata, di wilayah tersebut masih kesulitan dalam menggunakannya. Hal ini erat kaitannya dengan SDM di wilayah tersebut dan tingkat ekonomi masyarakat sehingga peserta didik khusus yang tidak mampu tidak bisa membeli handphone, jangan HP untuk bayaran saja kesulitan. Inilah yang menjadi kendala kenapa menggunakan WA saja masih kesulitan.
SIMPULAN
Berdasarkan analisis ketiga diagram diatas, ternyata di wilayah 3T belajar online itu merupakan sesuatu proses yang masih jadi kendala dibandingkan di wilayah perkotaan apabila dibandingkan sekelas Jakarta sebagai Ibu Kota Negara. Pembelajaran online (daring) masih merupakan suatu hal baru jika dilakukan di wilayah Desa Gabus, Babakan Jaya dan Desa Jawilan. Karena, kendala yang terjadi belum siapnya SDM diwilayah itu, infrastruktur internet yang masih kurang walaupun jaringan internet sudah mulai masuk di wiliayah pedesan (3T), dan kesulitan penggunakan aplikasi yang ada kaitannya dengan SDM tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Purwanto, A., Pramono, R., Asbari, M., Hyun, C., Wijayanti, L., Putri, R., dan Santoso , Priyono. (2020). Studi Eksploratif Dampak Pandemi COVID-19 terhadap Proses Pembelajaran Online di Sekolah Dasar. EduPsyCouns: Journal of Education, Psychology and Counseling, 2(1), 1-12. Retrieved from https://ummaspul.e-journal.id/EdupsyCouns/aticle/view/397
GULTOM, J.M.P. (2020, August 3). Transformasi SDM di Wilayah 3T: Implementasi Gerakan Filantropi Berbasis Misi Mahasiswa STT Real Batam. http://doi.org/10.31219/0sf.io/gb39u
Pustikayasa, I. M. (2019). Grup WhatsApp Sebagai Media Pembelajaran. Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama Dan Kebudayaan Hindu, 10(2), 53-62. https://doi.org/10.36417/widyagenitri.v10i2.281
Rigianti, H. A. (2020). Kendala Pembelajaran Daring Guru Sekolah Dasar Di Banjarnegara. Elementary School: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran ke-SD-an, 7(2).