Bulk Images

Diposting oleh:

Peran Pesantren Dalam Pendidikan

PERAN PESANTREN DALAM PENDIDIKAN

Oleh : Hery Kirmono

Istilah pesantren berasal dari kata pesantrian dimana kata santri (jw cantrik) berarti murid padepokan atau murid orang pandai dalam bahasa Jawa istilah pondok berasal dari Bahasa Arab funduuq yang berarti penginapan. Khusus di Aceh pesantren disebut juga dengan nama dayah.[1] Pondok pada dasarnya adalah sebuah asrama pendidikan Islam tradisional dimana para siswanya tinggal bersama dibawah bimbingan seorang guru yang sering disebut seorang kyai. Pondok pesantren dimaksudkan sebagai suatu bentuk pendidikan keislaman yang melembaga di Indonesia. Pesantren pada mulanya merupakan pusat penggemblengan nilai-nilai dan penyiaran agama Islam. Namun dalam perkembangannya, lembaga ini semakin melebar tidak hanya melulu materi-materi keagamaan saja namun juga menyentuh pada kesadaran sosial. Seiring dengan perkembangan zaman, serta tuntutan masyarakat atas kebutuhan pendidikan umum, kini banyak pesantren yang menyediakan menu pendidikan umum dalam pesantren, lalu munculan istilah pesantren salaf yang murni mengajarkan pendidikan agama dan pesantren modern yang menggunakan system pengajaran umum, dengan system kelas dan kurikulum.

Secara sederhana pendidikan adalah usaha manusia untuk membina kepribadiannya dengan nilai-nilai yang berlaku dimasyarakat. Hal ini artinya bahwa pendidikan erat kaitanya dengan nilai-nilai yang berlaku dalam kehidupan dimasyarakat. Pendidikan tidak cukup hanya mencetak manusia yang cerdas secara intelektual saja, namun nilai-nilai moral lebih utama dari kecerdasan intelektual. Pendidikan juga salah satu sistem untuk memajukan Negara dalam dunia dan membangun moral suatu bangsa. Pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan tertua di Indonesia yang memiliki kontribusi mencerdaskan kehidupan bangsa.[2] Lembaga ini layak diperhitungkan dalam pembangunan bangsadi bidang pendidikan, keagamaan dan moral. Menginggat pentingnya pendidikan maka Islam mewajibkan setiap orang untuk menuntut ilmu, sebagaimana hdist Sabda Nabi Muhammad saw.

طللب ا للعلم فريضة علئ كل مسلم ومسلمة ( رواه ا بن عبد البر )

“Menuntut ilmu adalah fardlu bagi tiap-tiap muslim, baik laki-laki maupun perempuan”. (HR. Ibn Abdulbahri)

Dari segi ibadah menuntut ilmu juga sangat tinggi nilai dan pahalanya, sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw.

لان تغد و فتعام ا ية من كتا ب الله خيا ب الله خير من عبا د ةر من عبا د ة سنة

“Sungguh sekiranya engkau melangkahkan kakinya di waktu pagi (maupun petang), kemudian mempelajari satu ayat dari kitab Allah, maka pahalanya lebih baik daripada satu tahun”. [3]

Pesantren merupakan pendidikan Islam yang paling awal dan masih bertahan sampai sekarang, berbeda dengan lembaga-lembaga yang muncul kemudian, pesantren telah sangat berjasa dalam mencetak kader-kader ulama dan kemudian berperan aktif dalam penyebaran Islam dan transfer ilmu pengetahuan. Akan tetapi dalam perkembangannya pesantren telah mengalami transfomasi yang berpotensi kehilangan identitasnya apabila nilai-nilai trasisionalnya tidak dilestarikan.

Berbicara mengenai pendidikan kita tidak hanya menjadikan orang hanya cerdas secara intelektual namun ada yang lebih penting dari pada itu yaitu perbaikan moral. Untuk itu maka perlu adanya upaya yang maksimal agar pendidikan di Indonesia lebih tertata rapi dan efisien menuju peran anak bangsa yang lebih baik. Lebih-lebih lagi di era globalisasi yang berada dalam dunia terbuka ikatan nilai-nilai moral mulai melemah. Masyarakat mengalami multikrisis yang dimensional, dan krisis yang dirasakan sangat parah adalah krisis nilai-nilai moral. Banyaknya lembaga pendidikan seolah belum mampu mengatasi masalah tersebut. Maka apabila permasalahan tersebut tidak segera diatasi akan menjadi permasalahan bangsa yang akan menjadi ancaman bagi kita semua.

Karena ukuran yang paling penting dalam sebuah bangsa bukanlah kesejahteraan ekonominya, kejeniusan teknologinya, ataupun kekuatan militernya, namun yang menjadi ukuran bagi bangsa yang beradap yang paling penting adalah bagaimana nilai-nilai yang berlaku dalam kehidupan dimasyarakat masih  tetap berlangsung. Sistem pendidikan pesantren memiliki banyak peluang dan kesempatan yang lebih bagi anak bangsa karena kegiatan didalamnya banyak sekali hal-hal positif dibanding sekolah biasa pada umumnya. Berbagai aktivitas dan peraturan yang tersusun secara kompleks dan efisien menunjukkan bahwa sesungguhnya Indonesia dapat menjangkau nilai-nilai moral dan integritas yang memadai. Seperti pengajian Al-Qur’an, pengajian kitab, ekstrakulikuler, sekolah berjenjang, kompetisi antar-madrasah, pertukaran pelajar, dan masih banyak lagi. Jika diisi dengan banyak kegiatan positif tersebut, waktu yang tersisa tidaklah sia-sia. Artinya, tidak terlalu banyak waktu kosong yang terbuang, seperti pendidikan formal yang tidak ber-asrama sehingga pemantauan terhadap anak tidak terkontrol. walaupun sebagian telah dipantau oleh orangtua masing-masing. Hasinyapun kurang maksimal dan memuaskan.  Kembali ke pendidikan kepesantrenan,  terlihat jelas bahwa dampak dari pendidikan tanpa didasarkan pantauan-pantauan ekstra dari berbagai pihak orang tua, guru, maupun pengasuh pesantren yang memiliki keunggulan hingga internasional, tidaklah semuanya berdampak hebat. Peran pesantren sangatlah perlu karena jika hanya mengadalkan Ilmu-ilmu yang didapat hanya dari pendidikan umum tidaklah mencakup semuanya. Karena kebanyakan ilmu umum hanya fokus pada satu ilmu yaitu ilmu umum yang notabene hanya pada mengutamakan kecerdasan intelektualnya saja. Padahal jika ilmu umum dan agama diakumulasikan maka akan menghasilkan satu moral yang berdasarkan Al-Qur’an dan Hadis di mana satu dan lainnya saling melengkapi. Alhasil Indonesia masih menjadi pupuk dalam standar pendidikan dunia. 

Pada dasarnya materi yang diajarkan dalam pesantren terutama pesantren modern cukup lengkap baik materi agama maupun materi tentang pengetahuan umum. Kompetisi pun tidak kalah hebat dari lembaga pendidikan lainnya. Misalnya pertukaran pelajar Asia-Afrika, Pencanangan Budaya Nasional Menulis Mushaf Al-Qur’an, 30 Jus MHQ Internasional, Pospenas (Pekan Olahraga Santri antar Pondok Pesantren Nasional), dan lain-lain. Semua itu berdasarkan pencapain maksimal belajar dan mengaji  selama di pesantren. Dalam dunia pendidikan, psikologi perkembangan merupakan hal sangat penting untuk mendidik anak-anak. Psikologi perkembangan adalah bagian dari psikologi yang secara khusus mempelajari perilaku individu dalam perkembangannya dan latar belakang yang mempengaruhinya. Bagi para pendidik atau guru, psikologi perkembangan membekali mereka petunjuk memilih materi dan metode pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan anak anak. Untuk melidungi psikis anak maka Kebebasan Berpikir di Lingkungan Pondok Pesantren juga ditanamkan. Di banyak pesantren juga ada tradisi musyawarah di kalangan santri. Mereka berlatih menjawab masalah-masalah keagamaan di masyarakat. Jadi peran pondok pada saat ini bisa dijadikan rujukan untuk memperbaiki mutu maupun system pendidikan terutama pada bidang moral.

Dari segi sejarah pesantren pengalaman yang luar biasa dalam membina, mencerdaskan, dan mengembangkan masyarakat, bahkan pesantren mampu meningkatkan perannya secaramandiri dalam menggali potensi yang dimiliki masayarakat disekelilingnya. Pesantren telah menyadari bahwa pembangunan sumber daya manusia tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah saya namun menjadi tanggung jawab semua pihak termasuk juga pesantren. Oleh karena pengembangan dunia persantren perlu dukungan secara serius oleh pemerintah yang terintegrasi dalam system pendidikan nasional. Mengembangkan peran pesantren merupakan langkah strategis dalam membangun pendidikan. Dalam kondisi seperti sekarang ini pondok pesantrenlah yang banyak membetuk dan mengembangkan nilai-nilai moral sehingga bisa dijadikan pelopor sekaligus inspirator pembangkit reformasi gerakan moral bangsa.

Pola pendidikan pesantren patut kita contoh karena ajaran pesantren banyak menekanakan nilai-nilai kesederhanaan, keiklasan, kemandirian dan pengedalian diri. Pendidikan dipesantren bukan untuk mengejar kepentingan kekuasaan, uang dan keagungan duniawi, akan tetapi belajar adalah semata-mata kewajiban dan pengabdian kepada Allah SWT. Dari hasil keputusan lokakarya yang diadakan  oleh departemen agama tahun 1981, tujuan umum pondok pesantren adalah membina warga Negara agar kepribadian muslim sesuai dengan ajaran Islam dan menanamkan rasa keagamaan tersebut pada semua kehidupannya dan menjadikannya sebagai orang yang berguna bagi agama, masyarakat dan Negara. Maka keberadaan pesantren ditujukan untuk mendidik para santri menjadi seorang muslim yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahklak mulia, memiliki kecerdasan, ketrampilan dan sehat lahir batin sebagai warga warga Negara yang berpancasila. Keberadaan pesantren memiliki peranan penting sebagai pioneer maupun corong sosialisasi dalam bidang pendidikan, baik pendidikan moral maupun pengetahuan lainya sesuai dengan perkembangan jaman.

Misi semacam ini merupakan tanggung jawab yang harus diemban oleh pesantren menginggat orientasi para wali santri yang telah berubah, yang tadinya orang tua mengirim anaknya ke pesantren hanya mendapatkan pengetahuan agama semata, namun sekarang berharap agar anaknya juga mendapatkan ilmu pengetahuan umum. Dalam mengemban amanah tersebut maka tidak jarang pondok pesantren melakukan pembaharuan system pendidikan yang ada dengan menyelenggarakan multi program, yakni ilmu agama, ilmu umum dan praktisnya. Maka sejak tahun 90-an inovasi pondok pesantren dalam mengembangkan pendidikan umum mencapai puncaknya. Dengan memberikan pendidikan yang tidak hanya berorientasi pada agama inilah sehingga para alumni dari pondok pesantren mampu menghadapi kehidupan nyata yang lebih luas sesuai dengan tantangan zaman.

Pada undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, posisi dan keberadaan pesantren mendapat tempat yang istimewa namun masyarakat Muslim belum banyak menyadari tentang hal itu karena lahirnya undang-undang yang amat belia. Keistimewaan itu dapat kita lihat pada Sistem Pendidikan Nasional yang berbunyi bahwa pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, madiri dan menjadi warga Negara yang demokratris serta bertanggung jawab. Ketentuan tersebut tentu sudah diterapkan dipesantren sudah sejak lama sebagai lembaga yang membentuk watak dan peradaban bangsa serta mencerdaskan kehidupan bangsa yang berbasis pada keimanan dan ketakwaan  kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Sebagai suatu lembaga pendidikan Islam, pesantren dari sudut historis kulturan dapat dikatakan “training center” yang otomatis menjadi “cultural center” Islam yang disahkan atau dilembagakan oleh masyarakat, setidak-tidaknya oleh masyarakat Islam sendiri yang secara defacto tidak dapat diabaikan oleh pemerintah.[4]

DAFTAR PUSTAKA

Moh. Rifa’i fiqih Islam lengkap, pt. Toha putra, semarang 5 mei 1978.

Djamaludin, & Abdullah Aly, Kapita Selekta Pendidikan Islam, Pustaka Setia, Bandung 1998.

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pesantren,

https://www mtsnudemak.sch.id/read/41/peran-pesantren-dalam-pendidikan-indonesia

[1] https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pesantren, rabu, 03/03/2021, 21;09

[2] https://www mtsnudemak.sch.id/read/41/peran-pesantren-dalam-pendidikan-indonesia, rabu, 03/03/2021, 19;13

[3] Moh. Rifa’i fiqih Islam lengkap, pt. Toha putra, semarang 5 mei 1978, hlm. 11-13.

[4] Djamaludin, & Abdullah Aly, Kapita Selekta Pendidikan Islam, Pustaka Setia, Bandung 1998. Hlm. 97

Bagikan:

Berikan Komentar

Chat PSB DH
1